Aryna Sabalenka mengakui bahwa ia merasa sangat bangga dengan rekor yang ia torehkan di Australian Open meskipun ia tidak beruntung di edisi musim 2025

2025-01-26 07:12:50 By Odegaard

Petenis peringkat 1 dunia mengincar untuk menjadi petenis putri keempat di Open Era yang memenangkan gelar Grand Slam yang sama sebanyak tiga kali berturut-urut.

 

Namun, misi tersebut gagal setelah petenis unggulan pertama bertekuk lutut di hadapan petenis AS, Madison Keys yang memenangkan final Australian Open dengan tiga set, sehingga 20 kemenangan beruntun yang ia bangun di Melbourne pun berakhir sudah.

 

“Ya, itu pastinya bukan hasil yang saya inginkan. Tetapi saya tidak tahu, saya pikir ia hanya meningkatkan level dan bermain seperti tidak merasa terbebani, hanya berani dengan pukulan-pukulannya,” ungkap Sabalenka.

 

“Ketika saya memasuki lapangan, begitupun dengan permainan luar biasa. Ia berjuang di sepanjang turnamen. Ia melalui banyak pertandingan yang menyulitkan. Ia berjuang demi hal itu. Di final, ia bermain dengan benar-benar agresif. Ya, ini hanya bukan hari saya.”

 

“Saya pikir ia bermain dengan sangat agresif. Tampaknya semua hal berjalan sesuai keinginannya. Saya hanya berusaha untuk mengembalikan bola. Tidak bisa benar-benar memainkan permainan agresif saya dan saya tidak merasakan servis saya sebaik itu. Pengembalian saya tidak mengesankan. Lalu di set kedua, saya seperti mulai mendapatkan kembali ritme permainan saya. Dari set kedua, saya bisa mengatakan pertandingan tenis sebenarnya dimulai.