Swiatek menang mudah untuk capai semifinal Australian Open

2025-01-22 20:51:02 By Odegaard

Petenis nomor dua dunia Iga Swiatek membutuhkan waktu 89 menit untuk mencapai semifinal Grand Slam pertamanya di luar Roland Garros sejak memenangi US Open 2022 setelah dengan mudah mengalahkan petenis nomor delapan dunia Emma Navarro 6-1, 6-2 di perempat final Australian Open, Rabu.

 

Swiatek, yang berusia 23 tahun, menjadi petenis termuda yang mencapai tujuh semifinal Grand Slam setelah Maria Sharapova di US Open 2006. Ia mencapai semifinal Grand Slam lapangan keras pertamanya di Australian Open tahun 2022, di mana ia kalah dari Danielle Collins.

"Sejujurnya, saya tidak begitu jauh di Grand Slam kecuali di Roland Garros," kata Swiatek, seperti disiarkan WTA, Rabu.

"Yang pasti sekarang saya senang bahwa saya bermain di level saya di sini. Tahun lalu perjalanan saya di sini berakhir di babak keempat dan ketiga, jadi yang pasti saya merasa lebih percaya diri sekarang."

Swiatek akan menghadapi petenis Amerika lainnya untuk memperebutkan tempat di final saat ia menghadapi petenis peringkat 14 Madison Keys.

Sebagai juara di Adelaide dua pekan lalu, Keys menorehkan kemenangannya yang ke-12 musim ini dengan mengalahkan Elina Svitolina 3-6, 6-3, 6-4 di perempat final.

Semifinal tunggal putri akan dimainkan pada Kamis (23/1) malam di Melbourne Park. Swiatek dan Keys akan bermain setelah pertandingan semifinal antara petenis peringkat satu dunia Aryna Sabalenka dan petenis peringkat 12 Paula Badosa.

Jika Sabalenka dan Swiatek melaju ke final pada Sabtu (25/1), pertarungan sengit tersebut akan menentukan siapa yang akan meninggalkan Melbourne Park sebagai petenis peringkat satu dunia.

Dengan tujuan untuk merebut kembali peringkat No.1 dari Aryna Sabalenka, Swiatek menjadi satu-satunya semifinalis yang belum pernah kalah satu set pun di turnamen tersebut.

 

Sejak kemenangannya 6-3, 6-4 atas Katerina Siniakova di babak pertama, Swiatek tidak pernah kalah lebih dari dua gim dalam satu set.

"Di lapangan tenis, Anda harus bersikap kejam," kata Swiatek.

"Tetapi 'kejam' biasanya juga berarti sesuatu yang negatif. Namun, bagi saya, yang penting adalah fokus pada diri sendiri dan bersikap sama, apa pun skornya. Inilah yang menjadi dasar kekuatan dan konsistensi saya, serta cara saya terus melakukan hal-hal baik yang saya lakukan di lapangan."

"Mungkin terlihat kejam, tetapi bukan itu tujuan saya. Saya hanya ingin memenangi lebih banyak pertandingan, dan inilah dampak yang saya dapatkan dari pertandingan-pertandingan sebelumnya," ujar petenis Polandia itu.

Dalam perempat final, Swiatek melakukan break terlebih dahulu untuk memimpin 2-0 dan langsung menguasai pertandingan. Ia memanfaatkan gaya bermainnya yang agresif di lapangan tanah liat untuk mendorong Navarro di lapangan, dengan penggunaan forehand.

 

Setelah mengantongi set pertama dalam waktu 35 menit, Swiatek mendapat tekanan yang lebih konsisten di tahap awal set kedua.

"Saya pikir sesuatu yang dia lakukan dengan sangat baik adalah dia sangat cepat, dan dia melakukan segalanya dengan keyakinan dan intensitas 100 persen," kata Navarro.

"Ia memiliki gaya permainan dan pergerakan yang berbeda. Sulit untuk tidak terpengaruh oleh hal itu dan tidak merasa seperti, 'oke, saya harus melakukan semuanya dengan kecepatan yang sama seperti yang ia lakukan.' Jadi itu adalah sesuatu yang, tentu saja, sedikit saya rasakan hari ini."